PADANGSiDEMPUAN (STARMEDIA.id) – Upaya pelestarian terhadap kebudayaan dan memanfatkannya sebagai bagian dari pemajuan kebudayaan merupakan sebuah pekerjaan yang memiliki banyak tantangan dewasa ini. Karena jika pemanfataan kebudayaan tersebut dikelola dengan baik dan berkelanjutan, bukan tidak mungkin kebudayaan tersebut akan menghasilkan kebermanfaatan bagi kelestarian kebudayaan itu sendiri.
Pola atau konsep dalam rangka pemanfaatan objek pemajuan kebudayaan di Kota Padangsidimpuan secara khusus masih perlu untuk terus ditingkatkan dengan baik. Pemanfaatan objek pemajuan kebudayaan di Kota Padangsidimpuan seharusnya tetap digaungkan dan dimanfataakan, dalam hal ini sasarannya adalah generasi penerus. Beberapa objek pemajuan kebudayaan hari ini haruslah mendapat perhatian secara khusus agar beberapa objek pemajuan kebudaayan tersebut tidak terlupakan hingga saatnya nanti dapat menjadi hilang di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Kita bisa lakukan pengamatan secara langsung jika sebenarnya banyak generasi penerus yang kurang paham terkait dengan objek pemajuan kebudayan daerah, secara khusus di Kota Padangsidimpuan dan salah satunya adalah mengenai kekayaan tradisi daerah “Mangupa Mangalap Boru”. Mangupa Mangalap Boru merupakan sebuah kekayaan lokal daerah masyarakat Batak Angkola-Mandailing yang bertujuan untuk melakukan penjemputan pengantin wanita dan masuk kategori upacara adat pernikahan yang biasa dilakukan masyarakat Batak Angkola-Mandailing secara turun temurun.
Berkaitan dengan hal itu, Asmul Fauzi Harahap yang merupakan anak muda tangguh dan solutif dari Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara lulusan Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Riau dengan dukungan penuh dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Sumatera Utara melaksanakan kegiatan Workshop Mangupa Mangalap Boru dengan tajuk Pelestarian Budaya perkawinan adat batak Angkola dan Mandailing.
Kegiatan Workshop ini dilaksanakan di aula kantor desa Labuhan Labo Dusun V Pangkal Dolok Desa Labuhan Labo Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan pada hari Minggu (22/09/2024). Minggu yang lalu. Adapun Narasumber dalam kegiatan Workshop tersebut adalah Maraindo Harahap, Jatom Harahap, dan Ali Mukmin Simamora,S.Ag yang sehari-hari merupakan adalah raja, orang kaya dan alim ulama yg ada di dusun V Pangkal Dolok Desa Labuhan Labo.
Asmul sapaan akrab Asmul Fauzi Harahap dalam sambutannya menyebut bahwa kegiatan Workshop ini sengaja dilakukan di Desa Labuhan Labo atas dasar pertimbangan karena sasaran utama kegiatan ini adalah kelompok muda mudi di desa sebagai generasi penerus. Kelompok muda -mudi atau biasa disebut dengan Naposo Nauli Bulung ini sengaja kita pilih untuk jadi peserta sebagai bentuk komitmen kita untuk memberikan pelatihan kepada mereka tentang tujuan dan manfaat mangupa mangalap boru sehingga harapannya mereka sebagai generasi penerus akan dapat terus mencintai dan melestarikan kekayaan tradisi daerah secara berkelanjutan, Demikian dikatakan Asmul Fauzi Harahap kepada awak Media ini, Jum’at. (27/09/2024).
Asmul juga melanjutkan bahwa kegiatan ini dirancang dengan dua sesi, yakni sesi workshop (didalamnya juga diskusi dan tanya jawab) dan praktek langsung. Kita awali kegiatan ini dengan Workshop oleh narasumber yang berpengalaman, setelah itu langsung kita adakan praktek langsung yang dipandu oleh tim pelaksana, lanjut Asmul
Workshop Mangupa Mangalap Boru ini diikuti sebanyak 50 orang dan dihadiri serta dibuka langsung oleh Kepala Desa Labuhan Labo yang didampingi beberapa orang Kepala Dusun. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat Desa.
Asmul dalam keterangan persnya, menyampaikan bahwa tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk melestarikan budaya perkawinan adat batak angkola dan mandailing secara khusus untuk kelompok pemuda di Desa Labuhan Labo. Karena dalam upacara adat mangupa mangalap boru ini bukan hanya tentang sekedar pelaksanaannya, lebih dari itu bahwa terdapat nilai sejarah hingga nilai sosial di dalamnya.
Lebih lanjut Asmul juga mengatakan apresiasi, rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada BPK Wilayah II dan pihak Pemerintah Desa Labuhan Labo Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan yang telah memberikan dukungan penuh atas terlenggaranya kegiatan Workshop ini.
Kami ucapkan rasa hormat dan terimakasih yang besar kepada Balai Pelestarian Kebudayan Wilayah II atas dukungan penuh pendanaan dan motivasi kepada kami mulai dari perencanaan kegiatan hingga pelaksanaan saat ini, ungkap Asmul.
Kemudian kami juga berikan apresiasi dan ucapkan terimakasih kepada Pemerintah Desa Labuhan Labo atas dukungan tempat kegiatan, pelibatan peserta dan kerjasama yang baik kepada kami. Mudah mudahan kedepan dapat terjalin terus kerjasama yang baik sehingga upaya kami dan kita semua dalam terlibat melestarikan kebudayaan daerah khsusunya di Kota Padangsidimpuan dapat terlaksana dan terwujud, tutup Asmul. (AHAR)