SERGAI (STARMEDIA.id) – Entah kebetulan atau Tuhan Yang Maha Kuasa mempunyai rencana,banjir dari sungai Sibaro yang menerjang dan meruntuhkan tanggul di Dusun 1 Desa Bukit Cermin (Bucer) Hilir,kecamatan Dolok Masihul (Dolmas) – Sergai dari beberapa kali banjir,waktu dan kondisi nyaris sama.
Persis dihari Ulang Tahun Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) ke-21 (7 Januari 2025) jam 03.00 wib banjir melanda wilayah tersebut,dan kembali di lokasi yang sama hari Selasa (28/1/2025) pukul 03.00 wib banjir terjadi lagi.
Sejak tahun 2024 hingga awal tahun 2025 ini,bendungan atau tanggul yang terletak di Dusun 1 Desa Bukit Cermin ( Bucer ) hilir,sudah kelima kalinya kembali jebol dan diketahui pada hari Rabu (28/1/2025) pukul 03.00 wib dinihari.
Mirisnya,tanggul yang menahan air dari Sungai Sibaro ini terakhir jebol pada tanggal 17/1/2025 dan kawasan yang paling parah terdampak,adalah di Dusun 1 Desa Bucer Hilir dan kembali hari ini tanggul yang sama,apalagi hanya ditimbun pasir sungai kembali jebol.
Banjir sebelumnya tercatat menumbangkan satu unit pintu milik Mbok Poniem (70),akibat diterjang air dari tanggul yang persis berada dibelakang rumahnya.
Hingga saat ini rumahnya belum juga terbangun,hingga Mbok Poniem menumpang dirumah kerabatnya, seperti yang dikatakan Kades Bucer Hilir,Sarji kepada media ini di kantor Desa Bucer Hilir,Senin (20/1/2025) baru-baru ini.
Saat ditanya kepada Kades Bucer Hilir, kenapa disetujui pihak BWS Sumatera II menimbun tanggul yang jebol sepanjang 30 meter dengan pasir sungai?.
Kades Bucer Hilir berdalih,kalau kewena ngan pekerjaan itu mutlak BWSS II dan kita pihak desa hanya membantu saja.
“Saya membantu dengan meminjamkan escavator (alat berat) untuk mengeruk pasir dari pangkal titi,bahkan ada dua unit DT Colt diesel milik kami yang dipin jam mereka. Saya berikan karena tujuan nya supaya tanggul itu cepat siap dikerja kan, kalau resiko pekerjaan bukan tanggung jawab kita”,jelas Kades.
Terkait kenapa pihak BWSS II tidak menimbun tanggul yang jebol itu dengan tanah merah atau tanah kuning,Kades Bucer Hilir yang ‘dekat’ dengan Pengawas dari BWSS II berkilah,”katanya di awal tahun anggaran belum turun,dan kalau mencari tanah tentu harus ganti rugi dengan masyarakat untuk mengorek tanahnya.
Jadi apa yang ada ajalah dipalai,padahal resikonya jika air naik pasti jebol lagi”terang Sarji ketika itu.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Sergai,Fritz Euki Prapanca Damanik ketika dikonfirmasi melalui WhatsApp,Selasa (28/1/2025) hanya menjawab singkat,itu tadi laporan dari Camat Dolok Masihul Elmiati.
“Kalau untuk spesifiknya personel BPBD sudah kelokasi,dan untuk dikatakan Tanggap Bencana banjir harus bertahan lebih dari 1x 24 jam. Tapi itupun kita lihat nanti hasil laporan dari personel yang sudah turun kelapangan”,jelas Euki.
Seperti banjir yang lalu,jumlah KK atau rumah yang terdampak di Desa Bucer Hilir 123 KK,tapi kali ini Camat Dolmas menambahkan kalau ada dari Desa Dolok Sagala sebanyak 40 KK,juga rumahnya terdampak banjir.
Hal senada juga dikatakan oleh Kepala Dinas PUTR Sergai,Johan Sinaga beberapa waktu yang lalu kepada awak media ini,kalau masalah tanggul di sungai Sibaro itu sepenuhnya tanggung jawab dan kewenangan pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera II ( BWSS II).
“Kita sifatnya hanya membantu melalui UPT Pengairan Dinas PUTR Sergai, karena tidak ada hak atau anggaran kita untuk itu. Kalau soal hasilpekerjaan, itu tanggung jawab pihak BWSS II dan terkait tanggul ditimbun dengan pasir juga kita tidak mau berkomentar”ucap Johan.
Direktur Lembaga Pemerhati Keadilan dan Hukum (LPKH) Sergai,Sugito mencermati banjir yang menerpa desa Bucer Hilir sejak tahun 2024 hingga akhir bulan ini,dengan tegas meminta pihak Polda Sumut atau Kejaksaan Tinggi Sumut,untuk memeriksa Satker BWSS II atas kinerjanya di Sergai.
“Ini kasus bukan yang pertama,tapi sudah berulang dengan lokasi yang sama pula. Jelas,ada indikasi permainan pekerjaan dalam proyek ini. Dimana sejarahnya secara teknik,tanggul ditimbun dengan pasir dari sungai yang sama. Secara kasat mata,ini jelas pekerjaan yang mubazir dengan memanfaatkan anggaran negara,indikasi nya jelas ada penyalah gunakan anggaran dalam pekerjaan ini”.
“Juga diminta untuk memeriksa Kades Bucer Hilir selaku aparat pemerintahan desa, kok tidak memprotes tanggul diwilayahnya ditimbun dengan pasir, malah meminjamkan escavator dan dump truk miliknya untuk pekerjaan ini. Kalau nggak ada,”udang dibalik tauco” nggak mungkinlah”,tegas Sugito yang berencana akan turun langsung untuk membuat pengaduan ke Polda Sumut dan Kejatisu. ( biet )