MEDAN – Saat ini kondisi remaja yang menderita luka para yaitu DW masih belum pulih pasca menjalani operasi di rumah sakit.
Kapolsek Medan Area, AKP Dwi Himawan saat dikonfirmasi mengatakan, hingga saat ini DW masih menjalani perawatan usai menjalani operasi pencabutan senjata tajam di punggungnya. Alumni Akpol 2012 itu juga menegaskan bahwa DW dalam keadaan hidup.
“Korbannya hidup, baru dioperasi semalam,” katanya, Rabu (19/3/2025).
Lanjutnya, pihaknya kini tengah mengembangkan proses penyidikan untuk mengungkap kasus tersebut.
“Kita masih kembangkan dan proses penyidikan. Karena proses diawal adalah terjadinya tawuran,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, aksi tawuran kembali pecah di Jalan Halat, Kota Matsum II, Medan Area, Selasa (18/3/2025) subuh. Akibatnya seorang remaja pria terluka diduga tertusuk senjata miliknya sendiri.
Diketahui DW (18) merupakan siswa kelas 2 SMA itu disebut sebut broken home. Kedua orang tuanya berpisah sepuluh tahun lalu. Belakangan, DW tinggal bersama ibunya dan lepas dari kontrol sang ayah.
“Saya tidak tinggal satu rumah. Saya pisah sama isteri saya selama 10 tahun. Dia tinggal bersama ibunya, karena ibunya nikah lagi, dia milih tinggal sama saya,” kata Ayah kandung DW, Rabu (19/3/2025) ditemui di Mapolsek Medan Area.
Dikatakan pria berkaca mata itu, ia mengenali betul perilaku anaknya. Menurutnya, DW sosok penurut. Hanya saja, selama tinggal dengan ibunya, ia tak dapat mengontrol DW dengan baik.
“Dua tahun lebih dia tinggal sama saya, ibunya cerai lagi. Dia tinggal lagi sama ibunya. Baru dua bulanan ini lah dia tinggal sama ibunya. Terakhir ketemu dua hari lalu, dia minta uang jajan,” katanya.
Pria yang bekerja sebagai ojek online itu juga mengaku tidak mengetahui jika anaknya terlibat dalam aksi tawuran.
“Sewaktu tinggal sama saya, jam sepuluh malam sudah saya suruh pulang. Setelah tinggal sama ibunya saya nggak ngerti. Lepas kontrol dari saya,” ujarnya.
Sementara orang tua R, 15 tahun, mengelabui orang tuanya dengan cara berpamitan menunaikan salat subuh di masjid. Dikatakan ayahnya, R dan DW tinggal di satu kawasan di Kelurahan Tegal Sari Mandala II.
“Kami tinggal satu rumah. Dia izin pamit katanya mau salat subuh. Kami tinggal berdekatan dengan DW, masih satu gang,” tuturnya.
Sementara F, kepada ibunya mengaku keluar rumah untuk bermain internet. Namun setelah ditunggu hingga pagi, F tak kunjung kembali. Ibunya pun mengetahui anaknya terlibat tawuran melalui handphone tetangga yang menunjukkan peristiwa viral itu.
“Dia pamit katanya mau main warnet. Jam 11 dia keluar, sampai pagi nggak ada pulang. Saya cariin karena mau sekolah. Saya taunya jam 6 sore ada kejadian itu. Tau dari handphone, ada yang kasi lihat sama saya,” ucap ibu F. (Red)