MEDAN (STARMEDIA.id ) – Jauh hari sebelumnya, Uni Eropa memang dikuatirkan akan kemungkinan kebjiakan kenaikan tarif oleh AS. Kemarin, Presiden AS menyatakan bahwa AS diperlakukan dengan sangat tidak adil oleh Uni Eropa.
Meskipun tidak menyebutkan kenaikan tarif secara spesifik. Selain itu, yang tak kalah penting adalah bahwa Presiden AS menginginkan suku bunga acuan di negaranya bisa diturunkan.
Kata Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin di Medan Kamis (23/1) sore.
Permintaan untuk menurunkan bunga acuan ini diluar kebiasaan sebelumnya. Dimana Bank Sentral pada umumnya secara mandiri dalam menetapkan kebijakan suku bunganya, dan pemerintah tidak melakukan permintaan secara khusus. Sekalipun The FED sendiri juga masih memiliki rencana kebijakan moneter yang longgar ke depan, tambah Gunawan
Namun ,lanjutnya data ekonomi yang akan menjadi pertimbangan bagaimana kebijakan itu dibuat nantinya. Dan jika kebijakan moneter longgar ini diterapkan oleh The FED seirama dengan apa yang diinginkan Presiden. .
“Maka akan memberikan perubahan besar pada kebijakan di Bank Sentral negara lainnya. Dan dari pidato Presiden AS sebelumnya, kinerja pasar saham di asia terpantau mengalami penguatan.”ujarnyan
Gunawan menyebut IHSG dibuka menguat di level 7.255. Sementara itu, mata uang Rupiah terpantau menguat dikisaran 16.215 per US Dolar. Kinerja pasar keuangan di tanah air masih mampu diperdagangkan di zona hijau.
“Dan dari tanah air, pelaku pasar tengah menanti rilis data realisasi investasi asing di tanah air yang cukup mempengaruhi kinerja pasar.” Jelasnya
Disebutkanya, Kinerja IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentang terbatas dan cenderung seirama dengan bursa di asia, walaupun tetap berpeluang alami koreksi. Dan untuk kinerja mata uang Rupiah, diproyeksikan akan mendapatkan tekanan dari US Dolar. Disisi lain harga emas ditransaksikan menguat ke level $2.770 per ons troy, pungkas Gunawan (abi)