MEDAN (STARMEDIA.id) – Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin menuturkan, mayoritas bursa saham di Asia ditutup menguat pada perdagangan hari ini. IHSG juga turut ditutup menguat tajam 1.32% di level 7.287,021. Penguatan IHSG terjadi disaat mata uang Rupiah justru melemah ke level 16.325 per US Dolar.
“Melemahnya mata uang Rupiah dipicu oleh kebijakan Bank Indonesia yang memangkas besaran bunga acuan pada perdagangan sebelumnya, ” jelas nya di Medan, Kamis (17/7) petang.
DIsebutkan Gunawan, dampak pemangkasan bunga acuan juga sangat bertolak belakang pengaruhnya terhadap kinerja IHSG dan Rupiah.
IHSG cenderung diuntungkan karena penurunan bunga acuan mendorong akselerasi ekonomi. Sementara dengan pemangkasan bunga acuan, selisih bunga antara The FED dan BI rate kian menipis dan tidak menguntungkan Rupiah, tegasnya.
“Terlebih sinyal kebijakan pemangkasan bunga acuan The FED (Bank Sentral AS) memudar setelah rilis data inflasi AS membukukan kenaikan. Walaupun disisi lainnya ada tekanan dari pemerintah AS yang mendorong agar The FED memangkas besaran bunga acuannya segera. Dan sejauh ini kebijakan moneter Bank Sentral AS masih belum bisa ditebak dengan mudah seiring dengan masih tingginya ketidakpastian, “ujar Gunawan.
Sementara itu, lanjutnya kalau mengukur dampak kebijakan tarif terhadap mata uang Rupiah. Kesepakatan tarif 0% untuk barang-barang dari AS justru memicu peluang terjadinya defisit dimasa yang akan datang. Walaupun belum terlihat dengan jelas, tetapi diatas kertas memang ada potensi tersebut. Dan sejauh ini Rupiah juga tidak diuntungkan dengan kesepekatan tarif dengan AS, tambahnya.
Gunawan Menambahkan, terpisah harga emas dunia ditransaksikan sedikit melemah ke level $3.325 per ons troy pada perdagangan sore ini, atau sekitar 1.75 juta per gram, imbuhnya. (Jae)