MEDAN (STARMEDIA.id) – Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menuturkan, Meskipun sempat melemah di sesi perdagangan pertama, IHSG mampu berbalik arah dan ditutup menguat 0.66% di level 7.154,658.
IHSG bahkan sempat menguat hingga ke level 7.178 sebagai capaian tertingginya, dan berada dilevel terendah 7.084. Investor asing membukukan transaksi beli bersih senilai 430 milyar pada perdagangan hari ini, ujarnya di Medan, Sabtu (18/01)sore.
Dikatanya, berbeda dengan IHSG, mata uang rupiah yang sempat menguat pada sesi perdagangan pagi ke level 16.330 berbalik arah dan sempat melemah ke level 16.370 per US Dolar.
Sebelum akhirnya Rupiah ditutup melemah tipis di level 16.360 per US Dolar. Rupiah kembali membukukan pelemahan setelah kebijakan pemangkasan bunga acuan sebelumnya, ucapnya.
Sementara, lanjut Gunawan US Dolar justru mengalami pelemahan terhadap sejumlah mata uang di Asia seperti terhadap Hongkong Dolar, Yuan China, New Zealand Dolar serta Dolar Australia.
“Pelemahan Rupiah terjadi disaat US Dolar justru kehilangan momentum penguatan, seiring dengan data ekonomi AS yang memburuk kinerjanya. Tren penguatan US Dolar bisa saja terhenti hingga nantinya The FED atau Bank Sentral AS memangkas besaran bunga acuannya, tambah Gunawan.
Disebutkannya jelang pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump, kinerja pasar keuangan secara keseluruhan masih dibayangi kekuatiran akan tekanan yang berpeluang berlanjut. Rencana kebijakan Trump untuk menaikkan tariff baik secara khusus ditujukan ke Negara tertentu ataupun kenaikan tariff pada umumnya, berpeluang menggiring pasar kembali masuk ke zona merah, jelas Gunawan.
Dan bukan hanya pasar ekuangan, pasar komoditas juga tengah menanti arah kebijakan Trump nantinya. Dan bagaimana kebijakan tersebut mempengaruhi harga di pasar komoditas. Sejauh ini, harga emas masih menunjukan tren penguatannya. Meskipun di akhir pekan ini emas sedikit terkorkesi di level $2.705 per ons troy, atau sekitar 1.43 juta per gram, pungkas Gunawan. (Abi)