MEDAN (STARMEDIA.id) – Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin menilai, Sejumlah indikator menunjukan bahwa kinerja mata uang rupiah punya kesempatan untuk menguat terhadap US Dolar pada perdagangan hari ini.
“Sejumlah indikator tersebut diantaranya adalah memburuknya imbal hasil US Treasury baik 10 tahun dan 2 tahun, yang mengalami pelemahan dalam 3 hari perdagangan terakhir, ” jelasnya, Kamis (6/6/2024) sore.
Gunawan menyebutkan, untuk US Treasury 10 tahun imbal hasilnya anjlok dari 4.5% menjadi sekitar 4.3%, sementara untuk tenor 2 tahun anjlok dari kisaran 4.88% menjadi kisaran 4.74%.
Selanjutnya adalah kinerja USD Index yang masih berada dalam rentang 104 hingga 105 dalam hampir satu pekan terakhir. Tetapi dalam 3 hari terakhir, trennya justru mengalami penurunan, ujarnya.
Satu satunya yang bisa menjelaskan mengapa US Dolar menguat terhadap Rupiah adalah transaksi NDF (non delivery forward) di pasar asing. Kalau dari hasil pemantauan, NDF di pasar asing bergerak dalam rentang 16.197 hingga 16.323 per US Dolarnya selama bulan juni. Dan faktanya disaat NDF bergerak naik, rupiah terus mengalami tekanan di bulan ini, ucapnya.
Saya menilai bahwa tidak selamanya NDF akan selalu menjadi acuan pergerakan Rupiah terhadap US Dolar. Namun untuk tekanan yang terjadi pada rupiah belakangan, saya menilai pudarnya ekspektasi pemangkasan bunga acuan The FED menjadi pemicunya. Karena perhitungan pembentukan harga di pasar NDF salah satunya menggunakan paritas suku bunga dua mata uang, tambahnya.
Sehngga kebijakan BI yang menaikkan BI Rate sebelumnya tidak lantas diterjemahkan tidak berpengaruh terhadap mata uang rupiah. Justru disaat BI Rate tidak dinaikkan, maka pembentukan harga Rupiah di pasar NDF akan lebih besar dari yang terjadi saat ini.
“Jadi ini adalah masalah ekspektasi pasar terhadap ekspektasi bunga acuan The FED. Yang mendorong perubahan pada besaran swap poin transaksi forward, atau ekspektasi seberapa besar nilai tukar mata uang di masa yang akan datang, ” imbuhnya.
Sehingga pelemahan rupiah bisa disimpulkan karena ekspektasi memudarnya pemangkasan suku bunga The FED. Pada hari ini mata uang Rupiah diutup menguat di level 16.255 per US Dolar.
Rupiah sempat berada dalam tekanan yang terpaksa menyeret IHSG sempat diperdagangkan di teritori negatif. Rupiah sempat melemah hingga ke level 16.285 per US Dolar, sebelum akhirnya mengurangi kerugian jelang sesi penutupan perdagangan. IHSG juga mampu ditutup menguat 0.39% di level 6.974,89.
Sementara itu, harga emas ditransaksikan menguat dikisaran level $2.370 per ons troy nya. Dengan pelemahan Rupiah dan kenaikan harga emas global, maka harga emas dalam rupiah juga ditransaksikan naik dikisaran harga 1.25 juta per gramnya, tutup Gunawan. (Abi)