MEDAN (STAR MEDIA.id) – Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin menuturkan laju tekanan inflasi melandai pada juli 2024. Pada bulan juli terjadi deflasi secara bulanan tanah air sebesar 0.18% atau inflasi 2.13% secara tahunan (YoY).
Meskipun disisi lainnya, data manufaktur tanah air mengalami kontraksi karena angka indeks S&P manufakturnya berada di bawah 50 atau tepatnya 49.3 di bulan juli. Lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada bulan Juni yang sebesar 50.7,ucapnya, Kamis (1/8/2024) sore.
Gunawan menambahkan, Euforia terkait dengan ekspektasi pemangkasan bunga acuan lebih dominan dalam menggerakkan pasar keuangan pada hari ini. IHSG pada hari ini ditutup menguat 0.97% di level 7.325,98.
Dimana asing membukukan transaksi jual bersih senilai 566 milyar. Sementara itu, mata uang rupiah juga ditutup menguat di level 16.230 per US Dolar, ujarnya.
“Kinerja mata uang rupiah pada perdagangan hari ini juga cukup volatile, sekalipun sejumlah kinerja sektor keuangan AS seperti imbal hasil US Treasury mengalami pelemahan. Rupiah masih sempat berada dalam tekanan dan sempat diperdagangkan melemah di level 16.290. Serta sempat menyentuh titik terkuatnya di level 16.205 per US Dolar, ” jelas Gunawan.
Kinerja pasar keuangan, lanjutannya pada hari ini masih didominasi oleh sentimen eksternal. IHSG dan Rupiah masih mampu menguat ditengah sentimen negatif data manufaktur di tanah air.
Sementara itu, harga emas ditransaksikan sedikit terkoreksi di level $2.440 per ons troynya. Namun secara keseluruhan harga emas naik tajam dibandingkan perdagangan sebelumnya di harga 1.27 juta per gram. Saat ini emas ditransaksikan 1.28 juta per gramnya atau naik sekitar 10 ribu per gram,pungkas Gunawan. (Abi)