MEDAN (STAR MEDIA.id) – Sejumlah rilis data ekonomi AS yang dirilis pada perdagangan kemarin, menunjukan bahwa ekonomi AS tengah mengalami tekanan.
“Data pertumbuhan ekonomi AS serta data klaim awal pengangguran AS merealisasikan angka yang levbih rendah dari ekspektasi pelaku pasar. Data tersebut telah menekan kinerja pasar saham di Asia pada perdagangan kemarin”, ucap Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Kamis (28/11/2024).
Ditambahkan Gunawan, pada perdagangan pagi ini, mayoritas bursa di Asia melanjutkan pelemahan. IHSG juga dibuka melemah di level 7.215. IHSG berpeluang untuk menguji level psikologis 7.200. IHSG diproyeksikan akan ditransaksikan dalam rentang 7.170 hingga 7.250.
Minimnya agenda ekonomi pada perdagangan hari ini akan membuat IHSG lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen teknikal, ujarnya.
Sementara itu, lanjutnya kinerja mata uang rupiah kembali mengalami penguatan ke level 15.860 per US Dolar. US Dolar tengah mengalami tekanan seiring dengan memburuknya imbal hasil US Treasury 10 Tahun yang mengalami tekanan ke level 4.261%.
“Memburuknya sjeumlah data ekonomi AS pada perdagangan sebelumnya mengindikasikan bahwa pemangkasan bunga acuan masih mungkin dilakukan,” katanya.
Meskipun dengan gambaran yang tidak bisa secara akurat mendorong The FED untuk kembali memangkas bunga acuannya. Penguatan rupiah pada hari ini akan mengurangi beban IHSG yang tengah diterpa sentimen buruk melemahnya bursa di Asia. Disisi lain, harga emas justru masih tertekan dan ditransaksikan di level $2.630 per ons troy. Emas dirugikan dengan melemahnya tensi geopolitik di timur tengah, pungkas Gunawan. (Abi)