PENDIDIKAN

STM SMANSA Perbaungan Berdiri Sejak Tahun 1984,Perkokoh Silaturahmi Insan Pendidik

6
×

STM SMANSA Perbaungan Berdiri Sejak Tahun 1984,Perkokoh Silaturahmi Insan Pendidik

Sebarkan artikel ini

SERGAI (STAR MEDIA. id) – Sudah 40 tahun Serikat Tolong Menolong ( STM) yang berada di ruang lingkup Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I Perbaungan yang akrab disebut SMANSA Perbaungan berdiri yang terletak di Kelurahan Batang Terap (Bater) kecamatan Perbaungan, kabupaten Serdang Bedagai (Sergai).

SMANSA Perbaungan boleh dikatakan salah satu sekolah menengah atas yang usianya hampir mencapai setengah abad ,bahkan sekolah ini sudah ada sebelum kabupaten Sergai dimekarkan dari kabupaten induk (Deli Serdang).

“Pastinya,sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) STM SMANSA Perbaungan yang kami terima sejak kami dipercaya menjadi Pengurus STM disekolah ini, STM ini didirikan sejak tahun 1984. Tentunya,sesuai dengan perkembangan zaman dan tekhnologi dan azas keharusan serta kepatutan yang diatur dalam AD/ART,setiap Rapat Akhir Tahun (RAT) antar Guru (Pendidik) di sekolah ini tentu ada perubahan atau perbaikan.Semuanya sudah tertera dalam AD/ART dan kami hanya sebagai pelaksana,dan hasilnya akan kami pertanggung jawabkan dihadapan seluruh anggota”, demikian dikatakan oleh Khairunnisa selaku Ketua STM Smansa Perbaungan didampingi Rosna selaku Bendahara,dan disaksikan Kepala Sekolah SMAN I Perbaungan,Riadi ketika diwawancarai media ini di ruang Guru SMAN I Perbaungan di Kelurahan Batang Terap,Jum’at (26/7/2024).

“Saat ini kami hanya meneruskan amanah dari para anggota STM yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami. Sekarang ini ada 58 Tenaga Pendidik dan Kependidikan di sekolah ini, tidak semuanya masuk menjadi anggots STM dan ini juga bukan wajib atau harus menjadi anggota. Sesuai AD/ART STM, keanggotaan tidak dipaksa melainkan berdasarkan kemauan pribadi, dan iyuran anggota ditetapkan sesuai aturan saat ini Rp 25 ribu/bulan”, jelas Ketus STM Khairunnisa yang diamini oleh Bendahara, Rosna.

Iyuran dari anggota, lanjut Khairunisa yang sudah mengabdi puluhan tahun sebagai pendidik ini digunakan untuk berbagai keperluan sosial seperti santunan kepada keluarga Guru yang sakit, meninggal dunia,memberikan cenderamata kepada guru yang pensiun/mutasi.

“Kalau pemberian cenderamata ini ada klasifikasi masa kerjanya, minimal 10 tahun diberikan 10 gram emas/24 K dan minimal 5 tahun seberat 3 Gram emas 24/K. Ini sudah tertuang dalam AD/ART dan bukan kebijakan Kepala Sekolah atau Pengurus STM. Kalaupun ada anggota yang saat ini menunggak uang iyuran, kami berharap untuk dicicil karena dslam waktu dekat bakal ada beberapa Guru yang akan Pensiun. Dan tentunya Keuangan Kas STM harus ada, dan ini butuh kesadaran anggota semua untuk melaksanakannya”, tegas Khairunissa.

Terkait fungsi Kepala Sekolah dalam STM ini,ketika hal ini disoal kepada Riadi selaku Kepala Sekolah Smansa Perbaungan menjelaskan,”kalau Kepala Sekolah statusnya dalam AD/ART STM hanya sebagai Pembina merangkap Anggota,kalau ada anggota yang merasa tidak puas dengan aturan yang sudah di tetapkan, silahkan membuat usulan pada Rapat Tahunan nanti atau mengundur kan diri secara tertulis ditujukan kepada Pengurus.

Pembina hanya bertugas memberikan masukan yang semuanya itu diatur dalam azas musyawarah sesuai AD/ART, saya saja ketika akan menjabat Kasek disodorkan formulir menjadi anggota STM tanpa paksaan baik itu Guru ASN atau Honor. Mau jadi anggota monggo, nggsk pun ya gak masalah tapi karena ini untuk keber samaan, secara pribadi saya pikir wadah ini cukup bagus”, kata mantan Kepala Sekolah SMANSA Sei Rampah ini.

Di tengah keberagaman status kepegawaian guru di SMA Negeri 1 Perbaungan, STM hadir sebagai wadah kebersamaan tanpa membedakan antara guru PNS, honor, GTT, atau P3K. Hak dan kewajiban setiap anggota sama, menciptakan ikatan solidaritas kuat di antara mereka.

Melalui STM, SMA Negeri 1 Perbaungan menunjukkan bahwa gotong royong dan saling membantu menjadi pilar penting dalam menghadapi suka dan duka bersama. Organisasi ini tidak hanya menguatkan solidaritas internal, tetapi juga menjadi contoh konkret penerapan nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekolah.

Dari pantauan media sosial milik SMANSA Perbaungan dapat ditelusuri, banyaknya prestasi dan kegiatan yang sudah dilakuksn oleh Pendidik dan Tenaga Kependidikan selama hampir setengah abad ini. Tak terhitung banyak murid yang sudah sukses mendulang prestasi, semuanya hasil menimba ilmu dari sekolah ini dan pastinya,ilmu yang diturunkan oleh para Pendidik (Guru) yang bakal diingat sepanjang hidup. (biets)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *