HeadlinePERISTIWA

Niat Mau Dodos Sawit,Dua Remaja Warga Sei Rampah Temukan Tulang Manusia Dalam Pohon Aren

21
×

Niat Mau Dodos Sawit,Dua Remaja Warga Sei Rampah Temukan Tulang Manusia Dalam Pohon Aren

Sebarkan artikel ini

SERGAI (STARMEDIA.id) – Mendapat upah untuk mendodos buah Sawit,2 (Dua) remaja bernama Aldi (20) dan Rian (17) kedua nya warga Dusun I Simpang Dalim Desa Pematang Ganjang,kecamatan Sei Rampah kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), saat mau mendodos buah Sawit dibelakang rumah warga secara tak sengaja menemukan Tulang belulang manusia didalam pohon Aren yang tumbang,Selasa (9/9/2025) sore.

Sontak temuan itu membuat warga Dusun I heboh,dan selanjutnya membe ritahukan temuan itu kepada Kepala Dusun dan seterusnya kepada Polsek Firdaus.

Kapolsek Firdaus AKP Achmad Albar didampingi Kanit Reskrim Iptu Anggiat Sidabutar, dan personel Polsek Firdaus segera meluncur ke TKP untuk melihat kebenaran informasi tersebut,sekaligus melakukan pengamanan TKP sembari menunggu personel Satreskrim dan INAFIS Polres Sergai tiba.

Demikian disampaikan oleh Ps. Kasi Humas Polres Sergai Iptu LB Manulang dalam rilisnya,Rabu (10/9/2025) pagi.

Petugas melakukan identifikasi, dengan menyusun bagian kerangka yang ditemukan. Selain itu, petugas juga mengamankan sejumlah barang di sekitar kerangka :
1 (Satu) helai celana panjang warna hitam, 1 (Satu) Helai baju warna biru dengan tulisan Justrun, 1 (Satu) Unit Hand Phone merk Nokia warna hitam, 1 (Satu) Buah gelang terbuat dari aluminium warna silver, dan kerangka tulang belulang manusia,kata Iptu LB Manulang.

Menurut keterangan kedua remaja, Aldi dan Rian kepada petugas mengatakan,saat itu keduanya mendapat upahan mendodos buah Sawit dibelakang rumah warga.

“Saat itu Rian duduk dibatang pohon Aren yang tumbang sembari memegang Tojok (alat untuk mendodos buah Sawit), entah kenapa Tojok yang dipegangnya dicucukkan ke celah batang Aren yang tumbang itu. Saat batang Aren itu direng gangkan,terlihat didalamnya ada kain seperti baju,lalu celah itu diperlebar dan tampaklah tumpukan Tulang belulang seperti Tulang manusia.

Keduanya lalu berlari sembari berteriak kepada warga lainnya,dan seterusnya diberitahukan kepada Kepala Dusun hingga ke Polisi”, imbuh PS. Kasi Humas.
Ditambahkan oleh Ps.Kasi Humas, penyelidikan lebih lanjut dilakukan oleh Unit Reskrim Polsek Firdaus bekerja sama dengan Satreskrim Polres Sergai.

“Kita juga belum tahu apakah tulang belulang ini merupakan korban pembunuhan atau bukan, yang berbau tindak pidana.Saat ini Tulang belulang manusia itu di bawa ke RS Bhayangkara Tk II Medan,untuk dilakukan autopsi.”,tandasnya.

Setelah mendengarkan keterangan saksi-saksi,Kasat Reskrim Polres Sergai Iptu Bhinrod Situngkir didampingi Kanit Reskrim Polsek Firdaus Iptu Anggiat Sidabutar beserta personel Reskrim Polres Sergai dan Polsek Firdaus,mela kukan reka ulang di lokasi temuan.

Menurut Kasat Reskrim Iptu Bhinrod Situngkir,tujuan dari reka ulang tersebut untuk lebih memperdalam penyelidikan dalam kasus temuan tulang belulang, manusia yang ditemukan didalam pohon Aren.

“Hasil pengumpulan bahan keterangan di lokasi menyebutkan,kalau pohon Aren tersebut sudah mati sekitar lima tahun lalu. Saat itu pohon Aren yang mati karena lapuk, tumbang tapi akibat tertahan oleh pohon Petai disebelahnya hanya condong bersandar ke pohon Pete.

Sekitar beberapa waktu lalu,akibat hujan angin dan hujan deras pohon tersebut tumbang dan berakibat pohon Petai semplak (patah). Untuk pemeriksa an saksi-saksi lainnya,masih didalami oleh Penyidik dari Polsek Firdaus dan tentunya dibantu Satreskrim Polres Sergai”,terang Itu Bhinrod Situngkir.

Sementara itu,Kanit Reskrim Polsek Firdaus Iptu Anggiat Sidabutar menam bahkan,kalau pohon Aren yang tumbang tersebut hanya berjarak sekitar 30-40 meter dari rumah warga terdekat.

“Kita tunggu saja hasil autopsi atau pemeriksaan forensik yang jelas,apakah korban sebelumnya mengalami pengani ayaan atau meninggalnya sebab lain. Semuanya perlu bukti yang jelas dan ber dasarkan pemeriksaan awal dari Rumkit Bhayangkara,tulang belulang tersebut sudah berusia sekitar 1 – 3 tahun, untuk lebih pastinya kita masih menunggu hasil dari labfor”,pungkas Iptu Anggiat. ( biet )
.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *