KESEHATAN

Kemenkes dan GHS Dorong Cakupan Imunisasi Lewat Pelatihan dan Kampanye Digital di Sumut

16
×

Kemenkes dan GHS Dorong Cakupan Imunisasi Lewat Pelatihan dan Kampanye Digital di Sumut

Sebarkan artikel ini
Senior Director GHS untuk Indonesia dan ASEAN, Ganendra Awang Kristandya saat meberikan keterangan ke wartawan.

MEDAN (STARMEDIA.ID) Meningkatkan cakupan imunisasi sekaligus memperbaiki persepsi publik tentang pentingnya vaksinasi di Sumatera Utara (Sumut), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bersama Global Health Strategies (GHS) memberikan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Sumut, khususnya di 28 Kabupaten/Kota.

Peningkatan kapasitas berbentuk pelatihan ini digelar di Medan, selama dua hari, Selasa-Rabu (15–16 Juli). Sementara itu dua puskesmas di Medan, yakni Helvetia dan Amplas, jadi pilot projectnya yang telah berjalan.

“Dinas Kesehatan itu sebenarnya objeknya ya, dan GHS ini membantu kami lewat pelatihan dan pembuatan konten yang sebelumnya sudah disiapkan. Ini betul-betul jadi warna baru buat kami,” kata Kabid P2P Dinkes Sumut, Novita Rohdearni Saragih, dalam keterangan persnya usai membuka kegiatan pelatihan di Grand Central Hotel, Medan, Selasa (15/7/2025).

Foto bersama Kabid P2P Dinkes Sumut Novita Rohdearni Saragih bersama Senior Director GHS Ganendra Awang Kristandya dan Senior Advisor GHS Dr. dr. Anung Sugihantono usai memberikan keterangan pers.

Novita menambahkan, capaian imunisasi dasar lengkap di Sumut kini sudah di angka 32,39 persen dengan target 58 persen. Sumut bahkan berada di posisi kelima nasional dalam cakupan imunisasi. “Tapi targetnya tak berhenti di angka. Ada pekerjaan rumah soal awareness dan perubahan sikap masyarakat,” katanya.

Kesempatan yang sama, Senior Director GHS untuk Indonesia dan ASEAN, Ganendra Awang Kristandya menegaskan bahwa proyek bertajuk Vax Social ini menyasar perilaku masyarakat lewat platform yang akrab mereka buka setiap hari.

“Rata-rata orang Indonesia menatap layar selama lebih dari tujuh jam sehari. Jadi kenapa tidak kita isi layar itu dengan konten imunisasi yang akurat?” ujar Ganendra.

Sejak dimulai, lebih dari 150 konten digital telah disebar melalui kanal resmi Dinas Kesehatan Medan dan dua puskesmas. Hasilnya: lebih dari 8 juta akun terjangkau.

Bukan hanya itu, GHS juga membentuk WhatsApp Group Ibu Pandai, ruang diskusi daring bagi para ibu untuk berbagi info kesehatan langsung dari tenaga profesional. Data awal menunjukkan bahwa setiap tiga informasi yang dibagikan, satu ibu menunjukkan minat baru untuk mengimunisasi anaknya.

Lanjutnya, peningkatan kompetensi yang dilakukan berfokus pada tiga aspek utama: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan praktik (praktis).

Dr. dr. Anung Sugihantono, Senior Advisor GHS, menambahkan bahwa pendekatan lokal jadi kunci. “Yang menentukan imunisasi anak bukan cuma ibunya. Di Medan beda dengan Langkat, di Bitung beda dengan Manado. Itulah kenapa pesan-pesan ini harus dikemas secara lokal,” jelasnya.

Dalam pelatihan, para peserta juga diajak memilih platform yang tepat,Facebook, WhatsApp, Instagram, hingga X (dulu Twitter) sesuai karakter masyarakat di wilayah masing-masing.

Ke depan, GHS dan Kemenkes akan membagikan alat ukur efektivitas kampanye berbasis media sosial. Ini penting, kata Anung, agar promosi kesehatan tidak lagi dianggap sekadar “cuap-cuap” tanpa hasil.

“Kita harus bisa buktikan bahwa kampanye di medsos berdampak langsung pada peningkatan imunisasi. Kalau jalannya benar, hasilnya bisa diukur,” tutupnya. (PUT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *