MEDAN (STARMEDIA.id) – Sejumlah data penting akan dirilis dalam sepekan kedepan. Setelah rilis data manufaktur PMI China yang turun ke level 49.4, data manufaktur tanah air atau S&P Global Manufacturing PMI pada bulah agustus berada di level 51.5. Dimana artinya data manufaktur tanah air mengalami ekspansi setelah sebelumnya berada di zona kontraksi.
“Pelaku pasar selanjutnya menanti rilis data inflasi tanah air serta neraca dagang pada hari ini, kata Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi Sumut, Senin (1/9/2025).
Dimana Indonesia diproyeksikan akan membukukan inflasi pada bulan Agustus. Selanjutnya juga ada rilis data manufaktur AS, penyerapan tenaga kerja AS dan data penjualan ritel Indonesia di akhir pekan. Seiring dengan sejumlah rilis data ekonomi penting tersebut. Pelaku pasar juga tengah memantau situasi terkini dari aksi demonstrasi di tanah air, tambahnya.
Disebutkannya da perdagangan pagi ini, bursa saham di Asia banyak yang ditransaksikan di zona hijau. Namun berbeda dengan IHSG pada sesi pembukaan perdagangan yang dibuka ke level 7.620. Bahkan titik terendah yang dicapai IHSG pada perdagangan hari ini menyentuh 7.547. Disisi lain mata uang Rupiah juga melemah dekati level 16.500 per US Dolar, ujarnya.
Gunawan menyebutkan, pada sesi perdagangan pagi ini rupiah ditransaksikan di kisaran level 16.475 per US Dolar. Pasar keuangan masih dibayangi oleh aksi demonstrasi yang terjadi di sejumlah wilayah di tanah air.
“Kinerja IHSG masih sulit untuk diukur kinerjanya. Sementara itu harga emas dunia cetak rekor tertinggi baru di level $3.467 per ons troy, atau sekitar 1.84 juta per gram, ” ucapnya. (Abi)