PALAS (STARMEDIA.id) – Majelis taklim merupakan sarana belajar untuk membina dan mengembangkan ajaran Islam dalam rangka membentuk masyarakat yang ukhrawi. Juga sebagai taman rekreasi rohaniyah dalam meningkatkan hubungan kekrabatan antara sesama anggota majelis taklim.
Majelis Taklim Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Kabupaten Palas, Menggelar Pengajian Rutin sekali sebulan bertempat di Warung Kopi Siti Hasibuan, (Depan Masjid Agung Al-Munawarrah Palas), Jalan Ki Hajar Dewantara, Lingkungan VI Padang Luar, Kecamatan Barumun, Kabupaten Palas, pada Kamis (07/08/2025). Malam Pukul 20.00 wib hingga selesai. Selaku Penceramah Al Ustadz Sumardan Hasibuan, Lc, kembali membahas KITAB: Bulughul Marom, karya Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani.
Hadir dalam giat pengajian tersebut Kapolres Palas AKBP Dodik Yuliyanto, SIK, yang diwakili Kasat Resnarkoba Polres Palas Iptu Parlin Azhar Harahap, SH, MH., Ps Kasubsi Penmas Bripka Ginda K Pohan, Bersama Bhabinkamtibmas dan Personil lainnya, Ketua IKADI Palas Muhammad Yusup Pasaribu, S.Pd, Ketua Umum Dalihan Natolu Kabupaten Padang Lawas (Ketum DN Palas) Sahrun Hasibuan, Plt Kabag Ekonomi Kabupaten Palas, Imron Saleh Siregar, Rijal Harahap selaku pengusaha muda di bagian furniture, serta seluruh masyarakat yang hadir dari berbagai daerah di Kabupaten Palas.
Al Ustadz Sumardan Hasibuan, Lc, selaku penceramah yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan,“Kegitan rutin majelis talim ini bertujuan menjaga dan meningkatkan ukhuwah Islamiah masyarakat khususnya para muslim yang ada disekitar lokasi kita melaksanakan pengajian ini,” jelasnya.
Ketua IKADI Palas Muhammad Yusup Pasaribu, S.Pd, mengatakan Kasat Narkoba Polres Palas dan Ikadi Palas Kolaborasi. Mengadakan pengajian bersama masyarakat di lopo siti hasibuan sigalagala.
Kegiatan ini rutin setiap sekali dalam sebulan di hari Kamis Malam pukul 20.00 wib sampai selesai.
Acara yang dihadiri oleh puluhan jamaah yang antusias mengikuti pengajian. Mereka berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk memperdalam ilmu agama dan mempererat tali silaturahmi antar masyarakat, Kepolisian dan anggota Majlis Taklim.
Kegiatan pengajian rutin ini diharapkan dapat berlanjut dan menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk lebih mendalami dan menambah ilmu serta memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut akar katanya, istilah majelis ta’lim tersusun dari gabungan dua kata: majelis yang berarti (tempat) dan ta’lim yang berarti (pengajaran), yang berarti tempat pengajaran atau pengajian bagi orang-orang yang ingin mendalami ajaran-ajaran islam sebagai sarana dakwah dan pengajaran agama.
Majelis ta’lim adalah salah satu lembaga pendidikan diniyah non formal yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia bagi jamaahnya, serta mewujudkan rahmat bagi alam semesta,ujarnya.
“Kegiatan majelis taklim ini juga diisi dengan tausiyah oleh Ustadz Sumardan Hasibuan, Lc, dan dibarengi tanya jawab. Dirinya mengajak para anggota majelis taklim dan masyarakat yang hadir untuk terus semangat dalam belajar menambah ilmu Agama. Ia menjelaskan bahwa pemahaman yang mendalam terhadap Al-Qur’an tidak hanya memperkuat iman, tetapi juga meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama.Kegiatan ditutup dengan doa bersama”,imbuh Ketua Ikadi Palas.
Sementara itu, Rizki Hasibuan yang merupakan masyarakat dan pemilik warung kopi Siti tempat dilaksanakannya pengajian tersebut menyampaikan Fleksibelitas majelis ta’lim inilah yang menjadi kekuatan sehingga mampu bertahan dan merupakan lembaga pendidikan islam yang paling dekat dengan umat (masyarakat).
Majelis ta’lim juga merupakan wahana interaksi dan komunikasi yang kuat antara masyarakat awam dengan para mualim, dan antara sesama anggota jamaah majelis ta’lim tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu.
“Alhamdulillah pada pengajian bulanan malam ini diikuti puluhan masyarakat dari berbagai daerah dan kelurahan Pasar Sibuhuan dan anggotamajelis taklim Ikadi Palas yang ada di wilayah kami,” ucapnya.
Dirinya berharap dengan adanya pengajian rutin bulanan ini warga bisa terus menuntut ilmu dan mendengarkan tausyiah dari penceramah, untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.
“Sehingga capaiannya adalah untuk menjaga kerukunan, mempererat persatuan dan kesatuan, juga mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk dirinya, keluarga bahkan anak-anaknya,”pungkasnya. (AHAR)