SERGAI (STARMEDIA.id) – Kasus ditemukannya Tulang Belulang didalam pohon Aren yang sudah tumbang,oleh dua remaja saat mau mendodos sawit di Dusun I Simpang Dalim Desa Pematang Ganjang, kecamatan Sei Rampah- kabupaten Serdang Bedagai (Sergai),membuka babak baru.
Hasil pemeriksaan sementara tim forensik dari RD Bhayangkara menyatakan,kalau tulang belulang manusia yang diperkirakan sudah berusia 1-3 tahun,seperti yang dikonfirmasi dari Kanit Reskrim Polsek Firdaus Iptu Anggiat Sidabutar,Rabu (10/9/2025).
“Hari ini kami sedang meminta keterangan dari keluarga korban yang hilang sekitar dua tahun lalu,dan penyidik lagi memeriksanya sementara tulang belulang itu sudah kita bawa ke RS Bhayangkara untuk diperiksa”,jelas Iptu Anggiat.
Keluarga korban yang melaporkan anaknya hilang tersebut,rumahnya berjarak sekitar 30-40 meter dari pohon Aren yang tumbang.
Amrita Hamid (66) didampingi istrinya Amalia (66),anak pertamanya Ahmad Munir (33),anak kedua Cut Mutia Sari (26) dan anak keempatnya Abimanyu (14) warga Dusun I Simpang Dalim,Desa Pematang Ganjang – kecamatan Sei Rampah melaporkan kalau anaknya nomor tiga bernama Yuda (21) sudah dua tahun tidak pernah pulang kerumah. Bahkan tidak sekalipun ada mengirim kabar,baik kepada orangtuanya atau keluarganya.
Hal ini dilakukan oleh keluarga Amrita Hamid,saat melihat temuan tulang belulang beserta barang lainnya dalam pohon Aren,yang letaknya didalam kebun miliknya sendiri.
“Setelah melihat gelang perak dan celana yang ditemukan dekat tulang,itu sepertinya yang dipakai Abang saya saat dia tak pernah pulang lagi. Bahkan,celana itu pernah saya pakai walaupun dinarahinya”,cerita Abimanyu (adik korban) saat diwawancarai awak media ini di Polsek Firdaus,Rabu (10/9/2025) petang.
Demikian juga yang dikatakan Cut Mutia Sari ( kakak kandung korban),saya yakin sepenuhnya kalau tulang belulang itu berasal dari jasad adik saya.
“Saat ayah dan ibu kami tinggal di Panglong Sei Bamban,kami tinggal di Simpang Dalim bersama adik-adik saya dan kepada Yuda inilah aku paling dekat. Apalagi sewaktu anak pertama saya lahir,dia penyayang sama anak kecil walaupun kelakuannya nakal tapi itu diluar rumah”,jelas Mutia.
Munir sang Abang juga mengaku kalau adiknya itu nakal diluar rumah, perbuatan dan pergaulannya boleh dikatakan negatif.
“Tapi itu diluar rumah dan saya sering menasehatinya,kalau kau terus begini bagaimana masa depan mu nanti dik. ??. Jauhi narkoba,judol dan lainnya dan cari kerja yang bagus-bagus aja”,kata Munir jika ketemu adiknya, karena dirinya sejak menikah tinggal di Sei Bamban.
Dikatakan Munir disela-sela pemeriksaan di Polsek Firdaus,kalau Mamaknya semula tidak mengakui kalau itu pakaian yang dipakai anaknya yang hilang.
“Mak tak percaya kalau anaknya sudah tinggal tulang,dia masih percaya kalau anaknya itu cuma pergi dari rumah karena dikejar orang akibat perbuatan nya diluar rumah. Sekalipun kini pasrah, itu kami sudah memberikan pengertian dan kita serahkan kepada hasil pemerik saan dan forensik.”
“Kalaupun tulang belulang itu milik adik kami,ya kami pasrah dan diserahkan saja kepada Yang Maha Kuasa nantinya. Sesuai aturan,ya kita tunggu aja hasil dari labfor sesuai kata pak Kanit tadi”,tandas Munir.
Selain pemeriksaan Amrita Hamid dan ketiga anaknya serta istrinya juga Kepala Dusun I Simpang Dalim,kedua saksi penemu tulang belulang Aldi dan Rian masih mengumpulkan saksi dan ketera ngan lainnya.
Kapolsek Firdaus AKP Achmad Albar melalui Kanit Reskrim Iptu Anggiat Sidabutar kepada media ini mengatakan, “untuk keabsahan identitas dari Tulang Belulang ini,kita sudah mengirimkan sampel Tulang paha dan Tulang jari ke Labfor. Sekaligus forensik nantinya akan menjelaskan DNA dari si korban,jadi kita belum bisa mengambil kesimpulan kalau tulang ini jenazah dari siapa. Apakah almarhum Yuda adik dari Munir atau siapa,dan meninggalnya karena apa. ??. Itu tugas kami tentunya untuk menyelidikinya,dan kami terus melakukan kordinasi dengan Reskrim Polres dan Polda Sumut. Hasil tes forensik dan lainnya dari Labfor, minimal diperkirakan paling cepat 3 Minggu hasilnya,dan nanti kami sampaikan tapi tentunya kami terus melakukan penyelidikan”jelas Iptu Anggiat.
Amatan awak media ini,terlepas dari banyaknya spekulasi tapi berdasarkan hasil temuan dilapangan sepertinya banyak kejanggalan yang ditemukan Polisi di lokasi kejadian,seperti kenapa setelah dua tahun keluarganya hilang baru dilaporkan,dan item lainnya yang semuanya terbungkus dalam tugas Penyidik.
Ini babak baru di jajaran Polres Sergai, untuk mengungkap kasus temuan Tulang belulang,apakah korban menjadi korban pembunuhan atau bunuh diri semuanya bakal tersingkap,dengan kerja keras dan kerjasama semua pihak. ( biet )