NIAS – STARMEDIA.id, – Kabupaten Nias, salah satu daerah yang memperlihatkan masalah serius terkait rendahnya cakupan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dan tingginya angka stunting di Indonesia, kini mendapatkan perhatian serius dari sekelompok dosen Universitas Sumatera Utara (USU) dan Tim Kolaborasi Internasional.
Data terbaru menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif di Indonesia hanya mencapai sekitar 52 persen. Angka ini sangat rendah dan menunjukkan bahwa banyak ibu tidak memenuhi rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi mereka. Masalah tersebut tampaknya berdampak besar pada tingginya angka stunting, yang mencapai 21,6 persen di tahun 2022, dengan disparitas antara daerah tertinggi dan terendah.
Tingginya angka stunting berdampak pada kesehatan dan perkembangan anak-anak di Kabupaten Nias. Anak-anak yang mengalami stunting rentan terhadap penyakit dan memiliki produktivitas yang rendah. Stunting juga erat kaitannya dengan kurangnya praktik ASI eksklusif.
Dalam upaya mengatasi masalah ini, Senin (23/10/2023) sekelompok dosen dari USU bekerjasama dengan Tim Kolaborasi Internasional telah bergerak ke Kabupaten Nias. Mereka saat ini sedang melakukan upaya edukasi kepada ibu yang menyusui dan keluarganya di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nias, Rahmani O Zandroto, menyambut baik inisiatif tersebut dan mengakui bahwa kematian bayi masih tinggi di Nias.
Tim riset ini dipimpin oleh Dr. Fotarisman Zaluchu, dengan anggota Dr. Putri C Eyanoer dan Saipul Bahri, SIP, M.Sos, bekerjasama dengan Dr. Sari Andajani, seorang dosen senior dari Department of Public Health, Auckland University of Technology. Mereka telah memberikan pelatihan kepada ibu-ibu agar mereka percaya diri dalam memberikan ASI eksklusif yang baik dan benar. Selain itu, mereka juga melatih suami dan anggota keluarga untuk memprioritaskan ASI eksklusif. Selama enam minggu ke depan, setiap ibu akan dimonitor melalui buku panduan pemantauan ASI eksklusif yang dirancang khusus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nias sangat bersyukur atas inisiatif dari Tim USU ini. Rahmani O Zandroto mengatakan, bahwa kerjasama dengan Tim USU sangat mendukung upaya peningkatan cakupan ASI eksklusif dan mengatasi masalah stunting di wilayahnya.
Ketua tim, Dr. Fotarisman Zaluchu, menjelaskan, bahwa rendahnya cakupan ASI eksklusif adalah ancaman serius bagi generasi mendatang di Indonesia. Tim ini akan menghasilkan policy brief yang penting untuk mendukung upaya peningkatan cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Nias dan sekitarnya. Solusi edukasi yang diberikan oleh tim ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah rendahnya cakupan ASI eksklusif dan stunting, serta memberikan harapan bagi generasi yang lebih sehat dan kuat di masa depan.
Semua pihak harus bersatu dalam mendukung upaya ini dan memprioritaskan ASI eksklusif sebagai investasi terbaik bagi kesehatan anak-anak Indonesia. Dalam upaya mencegah hilangnya generasi yang kuat dan sehat, edukasi dan dukungan terhadap praktik ASI eksklusif menjadi tindakan yang sangat penting dan perlu ditingkatkan. (Red)